6 Tips Dasar Lari Trail Malam

Tantang diri dan rasakan pengalaman baru dengan lari trail pada malam hari. Ini yang mesti disiapkan.

Takut lari trail malam hari? Sebenarnya, dengan persiapan yang tepat kamu tak perlu ragu. Apalagi menurut Liza Rye, pelari trail dan orienteer dari Kanada, lari trail malam punya beberapa kelebihan:
1) Ajang eksplorasi. Rute trail yang biasa dilalui pada pagi hari akan memberikan perspektif yang berbeda saat dilalui pada malam hari.
2) Lebih sedikit peminat. Ini membuat jalur trail seolah menjadi milikmu. Bandingkan dengan lari trail pagi di mana bisa jadi kamu harus antri untuk melewati jalur tertentu.
3) Sarana latihan lain. Lari trail malam pada single track yang teknikal menjadi cara yang baik bagi Liza untuk meningkatkan kelincahan dan waktu reaksi. 

Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, lari trail tentu akan memberikan pengalaman yang berbeda bahkan bagi kamu yang telah terbiasa lari trail pagi. Agar jadi pengalaman berkesan, lakukan beberapa persiapan berikut: 

1) Bawa penerangan tambahan

Dalam beberapa kasus, pelari bisa berlari dengan bantuan cahaya bulan saja. Namun, lebih baik siapkan penerangan tambahan yaitu senter dan/ atau headlamp. Ada banyak tipe dan ukuran. Sesuaikan dengan situasi, misalnya seberapa banyak rute lari yang bakal gelap, seberapa teknikal rutenya, seberapa baik penglihatanmu pada malam hari, seberapa baik kemampuanmu mempersepsikan kedalaman, dan preferensimu terhadap penggunaan senter dan headlamp.

Bila hanya sebagian rutenya yang bakal gelap atau medannya relatif mudah, gunakan headlamp atau senter yang minimalis. Bila sebagian besar rute bakal gelap gulita atau medannya teknikal, kamu harus membaa sumber penerangan yang lebih terang.

Senter memberikan arah penerangan yang fokus, tapi butuh dipegang oleh tangan. Headlamp tak butuh dipegang tangan, tapi penerangan dari headlamp dapat membuat permukaan terlihat rata dan dua dimensi. Banyak pelari yang memutuskan membawa keduanya karena bermanfaat memberikan persepsi akan kedalaman dan penerangan yang lebih utuh. Dengan headlamp, pelari bebas berlari tanpa repot. Sedangkan senter membantu pelari mengenali permukaan dan rintangan dengan lebih detil. Selain itu, yang satu dapat berfungsi sebagai cadangan akan yang lain.

Bila harus memilih, pada akhirnya ini masalah preferensi. Pilih yang nyaman. Sebagus apapun alat peneranganmu, bila tidak nyaman (dikenakan di kepala atau dibawa-bawa), maka tidak akan berfungsi maksimal. Pilih yang yang memiliki tingkat terang 100 – 300 lumen.  

2) Kenakan pakaian berwarna cerah

Penting untuk bisa melihat. Penting juga untuk bisa dilihat. Kenakan pakaian yang berwarna cerah dan memantulkan cahaya. Bila perlu, kenakan juga sepatu yang mampu memantulkan cahaya (bersifat reflektif).  

3) Mulai dari senja

Senja adalah saat yang baik untuk mulai berlari, terutama bagi pemula. Saat senja, keadaan mulai menjadi gelap tapi masih ada sedikit cahaya dari langit. Ini akan memberi kesempatan pada mata untuk menyesuaikan diri sambil perlahan membangun kepercayaan diri lari pada malam hari. Bila kamu berencana lari trail malam selama satu jam, coba mulai 15-20 menit sebelum matahari terbenam.  

4) Belajar menilai situasi

Namanya juga lari di medan lintas alam, beragam kondisi bisa ditemui. Biasakan menilai situasi baik jarak dekat (0,6 meter) maupun jauh (600 meter) di depan. Obyek jarak dekat menantangmu untuk bisa bereaksi dengan segera. Obyek jarak jauh menantangmu dalam perencanaan jalur, terutama bila ada perubahan mendadak pada permukaan atau rintangan.  

5) Bawa ponsel

Meski belum tentu ada sinyal di semua lokasi lari trail, tak ada salahnya membawa ponsel untuk berjaga-jaga. Untuk menghemat baterei, kamu bisa mematikan ponsel atau mengubah pengaturannya menjadi airplane mode, lalu menyalakannya saat membutuhkannya.  

6) Tinggalkan info ke keluarga atau teman

Menginformasikan tujuan dan durasi lari trail malam kepada keluarga atau teman akan membuat mereka lebih tenang. Bila ada kejadian darurat, mereka bisa langsung meresponnya.