Lari di Mana: Pavement atau Trail?
Lari di Mana: Pavement atau Trail?
30 August 2017Ini plus minus lari di jalan beraspal atau trotoar (pavement) vs. lari di medan lintas alam (trail).
Saat membahas mengenai area untuk berlari, umumnya pelari terbagi antara lari di jalan beraspal atau trotoar (pavement) dengan lari di medan lintas alam (trail). Meski demikian, kebanyakan pelari menyenangi kombinasi antara keduanya. Berikut plus minusnya, menurut Danny Mackey, pelatih Brooks Beast, seperti dikutip dari blog Brooks Running.
Lari di Pavement
Plus
1/ Permukaannya lebih ‘dikenal’ sehingga pelari tidak perlu terlalu khawatir akan terjerembab. Menjelang lomba lari yang besar, kalau punya pilihan lari di pavement atau trail, sebisa mungkin perbanyak lari di pavement untuk mengurangi risiko terkilir di saat-saat terakhir menjelang lomba.
2/ Ingin lari cepat saat lomba lari? Berlarilah di pavement karena permukaannya lebih menyerupai permukaaan saat lomba lari. Daya yang dihasilkan sebagai reaksi akibat kontak dengan permukaan (ground reaction forces) pada pavement lebih tinggi. Jadikan ini sebagai latihan untuk membantu tubuh belajar beradaptasi agar menjadi lebih kuat.
Minus
1/ Saat berlari di pavement, tubuh kita menanggung beban 2-3 kali berat badan. Hal ini tentu meningkatkan risiko cedera pada sistem muscular-skeletal.
2/ Lari di pavement identik dengan lari di kota, artinya berhadapan dengan kendaraan bermotor. Keamanan menjadi prioritas pertama. Pastikan kamu berlari mengikuti peraturan lalu lintas dan selalu waspada akan situasi di sekitar.
Lari di Trail
Plus
1/ Berlari di permukaan yang ‘tidak dikenal’ bermanfaat untuk menguatkan otot kaki bagian dalam dan menstabilkan otot kaki bagian bawah. Mendarat di permukaan yang berbeda-beda dalam setiap langkah membantu mencegah risiko cedera akibat overuse.
2/ Permukaan lintas alam punya ground reaction forces yang lebih rendah daripada permukaan keras seperti di pavement. Ini bermanfaat unuk membantu mencegah cedera tulang.
3/ Pemandangan indah. Tidak perlu dijelaskan lebih lanjut, kan?
Minus
1/ Lari di medan lintas alam bisa menyebabkan cedera akut (misalnya pergelangan kaki yang terkilir), yang biasanya terjadi karena ketidakmampuan mengontrol gerakan.
2/ Sulit berlari sambil mengobrol. Rute lari lintas alam biasanya hanya berupa satu jalan setapak yang membuat pelari sulit berlari sambil mengobrol. Tambahan pula, medan yang tidak terduga-duga membuat pelari harus lebih fokus.