Manfaat Lari Lintas Alam

By. Planet Sports RUN 11 December 2017
Manfaat Lari Lintas Alam

Mulai dari menguatkan otot, sarana piknik, hingga melatih percaya diri. Yuk, kita lari lintas alam.

Manfaat lari lintas alam mencakup tidak saja unsur fisik, namun juga mental dan emosional. Dengan kata lain, hampir semuanya, kan? Tidak heran bila penggemar dan peminat lomba lari lintas alam di Indonesia makin banyak. RUNNERid berbincang dengan Ruth Theresia dan Rhenaldi Firdaus, pelari lintas alam dan brand ambassador Hoka One One Indonesia mengenai manfaat lari lintas alam bagi mereka –yang bisa juga bermanfaat untukmu.

Menguatkan otot

Lari lintas alam melalui medan yang beragam, dari bukit, gunung, hingga hutan. Sebagian besar bukan berupa medan mendatar, melainkan turunan dan tanjakan. “Dengan berlari di medan yang berbeda-beda, kita dapat sekaligus melakukan penguatan otot, terutama pada otot bagian tungkai seperti betis dan paha depan,” ujar Rhenaldi.

Hal tersebut diiyakan Ruth. “Lari lintas alam menguatkan otot batang tubuh  dan tubuh bagian bawah. Bagi saya, hal ini menguntungkan karena kebetulan saya merasa tubuh bagian bawah saya kurang proporsional. Lari lintas alam membuat tubuh bagian bawah saya lebih kuat dan shaped. Endurance saya juga menjadi lebih kuat.”

Piknik dan refreshing

“Berlari di daerah yang sejuk dan kaya pepohonan, lari lintas alam akan membuat pikiran kembali fresh,” ujar Rhenaldi. Lari lintas alam juga dapat berfungsi sebagai pelarian dari kepenatan kesibukan pekerjaan sehari-hari. Hilangkan suasana bising kendaraan dan polusi perkotaan, serta masukkan suara kicauan burung dan desiran angin, maka kamu akan mendapatkan pengalaman yang sangat berbeda. Tak heran banyak pelari yang tinggal di perkotaan kerap menyisihkan akhir pekannya untuk lari lintas alam.

Lari lintas alam sambil piknik? Kenapa tidak? Yang tinggal di Jakarta, bisa memilih Sentul. Yang tinggal di Bandung, ada pilihan Taman Hutan Raya. Ingin mengeksplorasi tempat baru? Cek rekomendasi lokasi lari lintas alam dari Ruth

Belajar bertahan hidup

Namanya saja lari lintas alam, tentu ini soal kembali ke alam. Meski bisa membawa bekal minuman sendiri, saat lari di Gunung Gede Pangrango, Ruth memilih untuk mengisi ulang persediaan minumnya di sumber mata air. “Selama alam masih menyediakan, aku memilih untuk mengambil dari alam.” Suatu ketika, Ruth pernah kehabisan air minum saat sedang melakukan cek rute untuk suatu lomba lari. “Kami survei pada malam takbiran. Alhasil warung tutup sehingga tidak ada yang menjual air minum. Kebetulan kami menemukan sungai mengalir. Kami pun mengambil air minum dari sungai tersebut.”

Hal yang sama berlaku untuk makanan. Ruth menemukan bahwa hampir di semua gunung tumbuh buah beri kecil yang bisa langsung dimakan. “Rasanya manis sehingga bisa juga berfungsi sebagai penambah energi. Lain waktu, bila sedang nge-trail melewati kebun petani, kadang kami meminta tomat kepada pak petani. Kalau cuma satu atau dua, suka dikasih, kok. Hehehe.”

Melatih percaya diri

“Lari lintas alam mengajarkan saya untuk mengerti akan semangat pantang menyerah, baik saat lomba maupun di kehidupan sehari-hari,” kata Rhenaldi. “Sendirian berada di tengah jalur lomba, tak ada pilihan lain selain terus bergerak maju. Saya harus percaya pada diri sendiri.”

Ruth merasakan hal yang sama. Tambahan pula, berlari lintas alam memberikan bonus penurunan berat badan yang berimbas pada meningkatnya rasa percaya dirinya. “Dulu saat menjadi atlet basket, saya berbobot 60 kg dengan tinggi badan 157 cm. Kini berat saya berkisar 48-49 kg. Ini tidak saja membuat saya jadi lebih percaya diri dengan penampilan saya, namun langkah saya juga lebih enteng saat berlari.”

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →