Berenergi Saat Latihan di Bulan Puasa

By. Triyaningsih . 12 June 2016
Berenergi Saat Latihan di Bulan Puasa

Peraturan nomer 1 menurut Triyaningsih: hindari junk food. 

Untuk menjaga kondisi tubuh  prima  dan latihan tetap stabil,  umumnya  atlet mengonsumsi nasi, daging, telur, sayuran, ikan, lauk pauk,  air putih, dan buah-buahan.  Itu sangat-sangat dianjurkan dan terbukti baik. Terutama di bulan puasa ini, pemilihan makanan yang tepat saat berbuka dan sahur penting agar tidak mengalami risiko penyakit dan penurunan kondisi. Saya juga melakukan hal yang sama. Sebagai atlet, saya tentu membutuhkan asupan energi dan cairan yang seimbang dengan kebutuhan latihan rutin.  

Saat sahur, saya mengonsumsi nasi putih (kadang nasi merah), sayuran, ikan, buah-buahan, segelas susu, dan air putih. Ketika berbuka, saya minum teh manis hangat dan makan buah kurma. Setelah sholat maghrib, saya baru menikmati makanan besar, seperti untuk sahur. Menjelang tidur, saya minum air putih. Porsinya tidak berlebihan, cukup untuk kebutuhan lambung saya.  

Pilihan menu cenderung (bahkan keseluruhannya) merupakan makanan rumahan. Saya juga menambahkan multivitamin dan mineral saat berbuka atau sahur. Makanan-minuman tersebut sudah cukup membuat kondisi tubuh saya tetap prima selama berpuasa dan tetap bugar saat latihan rutin.  

Melihat pemilihan menu makanan itu, jelas saya menghindari makanan berlemak seperti daging, gorengan, santan, dan junk food, begitupun minuman es. Apapun bentuknya, makanan-makanan ini nomor satu saya singkirkan selama bulan puasa. 

Bagi pelari jarak jauh, makanan-makanan tinggi kolesterol bisa mengurangi gerak dan kekuatan dalam berlari. Kebanyakan lemak membuat tubuh menjadi berat dan langkah kaki ketika berlari menjadi agak terhambat.  

Sedangkan es atau makanan dan minuman dingin punya efek yang langsung terasa seperti ini: Ketika berolahraga, suhu tubuh akan meningkat, karena sedang berlangsung proses pembakaran lemak. Otot pun menjadi tegang. Masuknya air dingin membuat suhu tubuh mengalami perubahan mendadak yang mengganggu proses metabolisme tubuh. Akibatnya bisa pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah tidak lancar atau kejang otot yang berakibat kram atau kejang perut. Pada otot jantung, proses pemompaan darah dan aliran darah terganggu.  

Selain itu, es juga membuat tubuh semakin haus karena rasa dingin mempercepat hilangnya cairan dalam tubuh. Dengan demikian, es benar-benar harus disingkirkan: Pelari jarak jauh membutuhkan cairan normal dalam tubuh. Jadi konsumsilah minuman hangat atau air bersuhu kamar.

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →