5 Teori Penyebab Kram Otot Saat Berlari

By. Indonesia Sports Medicine Centre 09 October 2016
5 Teori Penyebab Kram Otot Saat Berlari

Ketahui apa saja faktor risiko terjadinya kram otot, cedera nomor satu saat latihan fisik.

Setiap pelari nampaknya pernah mengalami satu periode kram otot. Bahkan menurut data penelitian, kram otot menempati posisi nomor satu dalam peringkat angka kejadian cedera muskuloskeletal yang terjadi saat latihan fisik. Di kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai definisi kram otot itu sendiri dan faktor-faktor risiko kram otot.

Kram otot adalah spasme/ketegangan otot yang disertai nyeri dan terjadi secara mendadak. Kram otot biasanya terjadi selama atau setelah melakukan latihan fisik, khususnya pada otot yang paling banyak bekerja saat melakukan latihan fisik.

Berbagai hipotesis mengenai faktor pencetus terjadinya kram otot pun bermunculan. Hipotesis pertama mengenai faktor pencetus ini dikemukakan sekitar 50 tahun yang lalu dan terus berkembang hingga dekade terakhir ini. Berikut beberapa hipotesis yang dianggap dapat mewakili faktor-faktor pencetus kram otot.

 

1) Teori serum elektrolit.

Menurut teori ini, kram otot disebabkan oleh penurunan konsentrasi elektrolit (natrium, kalium, klorida, magnesium dan kalsium) dalam tubuh yang terjadi akibat proses berkeringat yang tidak diimbangi dengan hidrasi optimal.

 

2) Teori dehidrasi.

Berdasarkan teori dehidrasi ini, kram otot terjadi akibat tingginya tingkat pengeluaran keringat saat latihan fisik.

 

3) Teori lingkungan.

Berlatih di suhu panas akan menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah tinggi yang mengarah pada kejadian kram otot. Namun, perlu diperhatikan bahwa kram otot tidak secara langsung berkaitan dengan perubahan suhu tubuh. Pada keadaan istirahat, peningkatan suhu tubuh secara pasif tidak menimbulkan kram otot. Sebaliknya, pada kejadian kram otot, penurunan suhu tubuh tidak meredakan kejadian kram otot.

 

4) Teori kontrol neuromuskular (syaraf otot).

Berdasarkan teori ini, kram otot terjadi akibat kelelahan otot yang mempengaruhi aktivitas syaraf otot.

 

5) Lain-lain.

Berbagai teori lain juga telah dicoba dikemukakan oleh para peneliti, antara lain kram otot yang berhubungan dengan genetik dan riwayat keluarga, kurangnya pemijatan sebelum dan selama sesi latihan fisik, kurangnya asupan karbohidrat, serta medan berlari dan faktor biomekanik yang buruk. Selain itu, suatu penelitian di kalangan 1.300 pelari marathon menyatakan bahwa kram otot berhubungan dengan usia, riwayat berlari/latihan fisik, indeks massa tubuh, kebiasaan melakukan peregangan hingga riwayat keluarga yang berhubungan dengan kram otot.

 

Berdasarkan teori-teori yang bermunculan, dapat disimpulkan bahwa kram otot terjadi melalui berbagai mekanisme dan kondisi yang kompleks. Apabila diperhatikan secara terpisah, teori-teori di atas ini masih dianggap belum dapat menjelaskan terjadinya kram otot secara menyeluruh. Dengan memahami hal tersebut, jelaslah bahwa kejadian kram otot saat berlari/latihan fisik dapat dikurangi dengan memperhatikan berbagai faktor risiko yang sudah dibahas sebelumnya.

 

Catatan: simak pembahasan faktor risiko terjadinya kram otot saat berlari secara lengkap pada ulasan mendatang.

 

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →