Serunya Mengikuti Penang Bridge International Marathon

Jalanan mulus, start pagi buta, dan lari ditemani matahari terbit.

Foto dokumentasi penangmarathon.gov.my

Penang merupakan negara bagian Malaysia yang terdiri dari dua bagian yaitu Seberang Perai yang berada di Semenanjung Malaysia dan Pulau Penang yang dipisahkan dari Semenanjung Malaysia oleh Selat Malaka. Untuk menghubungkan keduanya, sebuah jembatan –memiliki panjang sekitar 13,5 kilometer– dibangun pada tahun 1985. Pada tahun yang sama itu pula, Penang Bridge International Marathon (PBIM) –yang mengambil tempat di sepanjang jembatan tersebut– diselenggarakan.

PBIM kemudian menjadi acara lomba lari tahunan di Penang. Lomba lari yang mendapat dukungan dari pemerintah negara bagian Penang dan lembaga turisme Penang ini, tahun ini mendapat dukungan dari Brooks sebagai title sponsor. Ada lima kategori yaitu full marathon, half marathon, 10km, dan fun run 8 km, dengan waktu start yang bervariasi, mulai dari pukul 1.30 pagi hingga 7.30 pagi.

Sebagai lomba lari populer di kawasan Asia Tenggara, PBIM menarik minat banyak orang Indonesia. Berikut beberapa kisah mereka:

Rinaldo Akbar
Usai menuntaskan maraton pertama di Singapore Marathon tahun 2009, saya ingin melakukan maraton kedua. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan maraton mana yang hendak saya ikuti, yaitu tempatnya baru, dekat, dan tidak menghabiskan biaya terlalu banyak. Bagi saya yang tinggal dan bekerja di Singapura, pilihan Penang Bridge International Marathon terasa memungkinkan. Saya pun mendaftar.
Yang menarik dari PBIM adalah waktu start-nya yaitu pukul 2 pagi. Saya mendarat di bandara Penang pukul 2 siang pada hari Sabtu dan tiba di hotel pukul 3.30 siang. Pukul 5 sore saya sudah tidur. Bangun pukul 12 malam dan tiba di lokasi lomba pukul 1 dini hari. Apa rasanya start pagi buta? Segar kok! Beruntunglah saya tidak menemui kesulitan beradaptasi.
Yang menarik lagi adalah dukungan dari berbagai unsur masyarakat. Saat pesawat saya hendak mendarat, pilot menyampaikan pengumuman seperti ini, “For those of you participating in Penang Bridge International Marathon tomorrow, have fun and all the best.” Saya kagum, wow, bahkan pilot pesawat pun ikut menyemangati kami.
Secara keseluruhan, saya menyukai Penang Marathon. Jembatannya ternyata tidak sepanjang yang saya bayangkan. Pesertanya tidak sebanyak Singapore Marathon. Otomatis ini berpengaruh ke banyak hal, seperti antrian penitipan tas yang tidak terlalu padat dan suasana lari yang nyaman. Di Singapura, semua serba crowded. Di Penang tidak begitu. Pas untuk saya.

Silvia Hendarta
Saya mengikuti Penang Bridge International Marathon tahun 2014 bersama suami, di mana pada tahun tersebut untuk pertama kalinya lokasi dipindahkan ke jembatan baru. Ternyata ini membawa konsekuensi tersendiri.
Race village lokasi baru berada di tengah daerah industrial –alias in the middle of nowhere. Jauh dari mana-mana dan minim transportasi publik. Memang, sih panitia menyediakan bus antar jemput. Tapi jumlahnya terbatas sehingga peserta harus berebut menaikinya. Mungkin karena itu, pada tahun berikutnya lokasi dikembalikan ke jembatan lama.
Di luar kendala tersebut, larinya cukup menyenangkan. Maraton Penang adalah full marathon pertama saya; jadi ini merupakan pencapaian untuk saya. Jembatan baru memiliki jarak yang lebih panjang. Dari ujung ke ujung, jaraknya sesuai jarak half marathon, sehingga rute full marathon adalah melalui jembatan hingga ujung lalu putar balik hingga sampai ke ujungnya lagi –benar-benar pas 42 kilometer. Jalannya lurus, mulus, dan dengan sedikit elevasi. Start-nya yang pagi buta membuat cuaca saat race (dijamin) tidak panas. Tentu menjadi keuntungan tersendiri yang menjadikan pengalaman full marathon pertama saya menyenangkan. Saya berhasil lari nonstop dan finish sesuai target yaitu di bawah enam jam.
Untuk pemandangan, ya namanya saja lari di jembatan, maka kiri-kanan yang dilihat hanya air. Bagi mereka yang butuh lari sambil melihat-lihat, ini menjadi tantangan tersendiri. Tapi bagi saya yang menjadikan lari sebagai cara meditasi –saya berprofesi sebagai instruktur yoga kini– hal ini bukan masalah. Penang juga menarik minat karena kami menjadikan kegiatan berlomba maraton sekaligus sebagai liburan. Jadi race-nya dapat, liburan dengan suami juga dapat.

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →