Memahami Heel-To-Toe Drop (Bagian 1)

By. Planet Sports RUN 29 January 2018
Memahami Heel-To-Toe Drop (Bagian 1)

Perbedaan tinggi tumit dan tinggi kaki bagian depan pada sepatu lari ternyata lebih dari sekadar angka. Ini yang perlu pelari ketahui. 

Pernahkah kamu mendengar istilah heel-to-toe drop? Istilah ini juga dikenal dengan nama heel-toe offset, heel-toe lift, toe drop atau xx mm drop. Semuanya memiliki arti sama. Istilah-istilah itu kerap ditemui pada deskripsi produk sepatu lari atau pada pembahasan mengenai sepatu lari. Tapi sebenarnya menunjukkan apakah angka tersebut? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut yang perlu kamu tahu. 

Apa itu heel-to-toe drop?


Ada beberapa definisi heel-to-toe drop. Brooks Running mendefinisikan heel-to-toe drop sebagai perbedaan antara tinggi tumit (midsole + outsole) dengan tinggi kaki bagian depan (midsole + outsole). Ada pula yang hanya mengacu pada tinggi midsole saja. Memasukkan outsole akan membuat perbedaan pada beberapa kasus. Namun secara sederhana, heel-to-toe drop mengindikasikan seberapa tinggi tumit terangkat dibandingkan kaki bagian depan. 

 

Misalnya, sepatu ASICS Gel-Nimbus 20 untuk pria memiliki tinggi tumit 23 mm dan tinggi kaki bagian depan 13 mm. Itu artinya sepatu tersebut memiliki heel-to-toe drop sebesar 10 mm –dengan kata lain, tumitmu akan 10 mm lebih tinggi daripada kaki bagian depan. Pada ASICS Gel-Nimbus 20 untuk wanita, tinggi tumitnya 25 mm, tinggi kaki bagian depan 12 mm, sehingga heel-to-toe drop-nya sebesar 13 mm.

 

Tidak semua produk memiliki heel-to-toe drop berbeda untuk sepatu pria dan wanitanya. New Balance 1080v8, misalnya. Heel-to-toe drop-nya sama, yaitu 8 mm, baik untuk sepatu pria maupun wanitanya. Semakin rendah heel-to-toe drop, maka tinggi tumit dan kaki bagian depan akan sama persis. 

 

Jenis-jenis heel-to-toe drop


-Conventional drop
Secara tradisional, sepatu lari punya heel-to-toe drop 12-15 mm. Meski demikian, kecenderungan ini mulai bergeser. Belakangan, yang disebut conventional drop adalah yang 10 mm. Sepatu dengan heel-to-toe drop yang lebih tinggi sesuai untuk pelari dengan kecenderungan mendarat pada tumit (heel strike). Katanya, ini karena adanya penambahan ketebalan pada bagian tumit akan membantu menyediakan lebih banyak perlindungan benturan bagi pelari. Namun, umumnya pelari dengan kecenderungan mendarat pada kaki bagian depan (forefoot strike) atau tengah (mid-foot strike) tidak akan menemukan masalah saat menggunakan sepatu dengan conventional drop. 

 

 

-Moderate drop
Ini merupakan kategori yang lebih populer dan yang termasuk kategori ini adalah heel-to-toe drop 4-8 mm. Pemikiran di balik kategori ini adalah bahwa heel-to-toe drop yang lebih rendah akan mendorong gaya berlari yang lebih natural. Moderate drop juga bermanfaat mencegah cedera karena membuat pelari mid-foot strike dan forefoot strike dapat mendarat pada kaki bagian tengah atau depan dengan lebih natural tanpa ‘tersandung’ tumit sepatu yang lebih tebal. Bagaimana dengan pelari heel strike? Dengan ketebalan bantalan yang tepat, heel strike juga bisa mengenakan sepatu moderate drop. 

 

-Low drop
Yang termasuk kategori ini adalah heel-to-toe drop 0-3 mm. Semakin rendah heel-to-toe drop berarti akan semakin sama persis tinggi tumit dengan tinggi kaki bagian depan. Sederhananya, mengenakan sepatu ini tidak akan membuatmu merasakan adanya tumit pada sepatu.  Karena low drop, maka sepatu ini juga minim bantalan dan biasanya sesuai untuk pelari forefoot strikeRacing flats termasuk sepatu kategori low drop. Banyak pelari yang mengenakannya karena bisa membantu mereka berlari lebih cepat. 

 

Sepatu dengan heel-to-toe drop seperti apa yang sesuai untukmu? Nantikan pembahasannya, segera.

 

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →