Kartini Jaman Now Taklukkan Ultra Race Bersama

By. Planet Sports RUN 19 April 2018
Kartini Jaman Now Taklukkan Ultra Race Bersama

Ini cerita Santih Gunawan & Christine Gautama menjadi pemenang 1 Tambora Challenge Relay 320 km.

 Tambora Challenge adalah lomba lari yang pertama diadakan tahun 2015 dalam rangka memperingati meletusnya Gunung Tambora 200 tahun silam. Pada tahun ketiganya ini, ultra race (lomba lari yang berjarak di atas full marathon) yang diadakan 4-7 April 2018 ini memiliki dua kategori yaitu individu 320 km dan estafet dua orang masing-masing 160 km. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada 2018 terjadi peningkatan jumlah peserta wanita. Dua di antaranya adalah Santih Gunawan dan Christine Gautama, dari komunitas Skechers Performance Runners Indonesia, yang berpartisipasi di kategori estafet. Ini kisah mereka yang tak menyangka berhasil meraih podium 1.

 

Santih Gunawan, Berkat Strategi Tepat

Sebelum mengikuti Tambora Challenge, saya sudah pernah mengikuti beberapa ultra race, seperti Titi Ultra tahun 2016 di Malaysia kategori 100 kilometer (km), Vibram Hong Kong 100 Ultra Trail Race (jarak 100 km), dan Bintaro Loop Ultra Marathon tahun 2018 kategori individu 120 km. Meski demikian, Tambora Challenge tetap menantang karena merupakan ultra race terjauh di Asia Tenggara.

 Untuk Tambora Challenge, saya dan Christine tidak memiliki target khusus karena ini merupakan race 160 km pertama. Kami hanya ingin menikmati lomba, enjoy the run, finish strong and happy. Sepanjang lomba, saya selalu teratur minum dan makan. Saya mampir untuk minum di mobile water station yang disediakan panitia setiap 10 km. Saya juga berhenti di check point yang ada setiap 40 km untuk makan, istirahat, dan memanfaatkan jasa fisioterapi. 

Tambora Challenge dimulai dengan cuaca hujan –saya merupakan pelari pertama. Karena itu, di km 40 saya sudah mengganti kaos kaki untuk mencegah blister. Untuk sepatu, saya menggunakan dua pasang sepatu Skechers. Yang pertama adalah GOrun Ultra 2: –yang memiliki cukup bantalan dan kenyamanan untuk berlari jauh– yang saya pakai selama 120 km. Untuk 40 km terakhir, saya menggantinya dengan GOrun 5: yang lebih ringan.

 Tambora Challenge memang benar-benar menantang. Ada hujan di awal lomba, cuaca panas sepanjang rute, tapi juga pemandangan pulau Sumbawa yang indah sepanjang jalan. Saya senang bisa finish bagian saya dengan baik dan tanpa cedera. Ini semua karena latihan cukup, strategi lomba tepat, dan dukungan peralatan yang mumpuni. Lebih senang lagi saat bisa menemani Christine finish bersama. Rasanya luar biasa bahagia. Berhasil meraih podium 1 adalah bonus.

 

Christine Gautama, Berbekal Bubur Bayi

Saya penasaran dengan Tambora Challenge. Banyak pelari ultra yang menantinya karena menganggapnya sebagai ‘ujian’. Ini membuat saya ingin menjajalnya juga. Karena itu, saya mempersiapkan dengan baik. Selain long run dan mengikuti lomba full marathon, saya juga mengikuti beberapa ultra race, seperti Bandung Ultra 100K tahun 2017 kategori 50 km, Sentul Hill Trail Run tahun 2017 kategori 65 km, dan Titi Ultra tahun 2018 di Malaysia kategori 100 km. Tambora Challenge menjadi pembuktian dari latihan saya.

Strategi lomba saya adalah berlari senyaman mungkin tanpa mempedulikan pace. Pada siang hari, saat cuaca sedang terik-teriknya, saya berusaha agar tubuh tidak overheat dengan berteduh dan istirahat. Bila saya tidak menemukan pohon sebagai tempat berteduh, saya membasahi kepala dengan air. Syukurlah pemandangannya luar biasa indah sehingga membuat saya tidak bosan.

Dalam hal nutrisi, saya memilih bubur bayi sebagai makanan andalan. Keluhan lambung yang sering saya alami saat lari jauh membuat saya sulit makan makanan berat. Maka saya menyiapkan bubur bayi sachet di setiap check point dan mengaduknya dalam botol. Satu sachet untuk 40 km. Saya minum sambil lari. Cukup bergizi, nyaman di lambung, dan yang paling penting gampang ditelan.

Lari jarak ultra membutuhkan persiapan peralatan juga. Saya menyiapkan tiga sepatu –semuanya yang solnya agak tebal agar nyaman dipakai lari jauh– yang saya ganti di km 80 dan 120. Salah satunya adalah Skechers GOrun Forza. Untuk kaos kaki, saya menggantinya setiap 20 km. Hal ini mampu menjaga kaki saya tetap kering dan terhindar dari blister.

Semua strategi tersebut berhasil mengantarkan saya ke garis finish relatif tanpa cedera. Saya senang sekali. Apalagi ternyata kami berhasil meraih podium 1. Ke depannya,saya masih harus banyak belajar dunia ultra race karena saya masih terbilang baru. Dengan semakin banyaknya peminat ultra race, saya pun harus tetap menjaga performa agar tidak kalah bersaing.

need training for WebOps for HTML JavaScript (preferebly Indonesia speaker due to limitation on English fluency) 4,5jam 129rb udemy.com