Jelang Asian Games 2018: Endro Lung & Upaya Terbaik

By. Planet Sports RUN 14 August 2018
Jelang Asian Games 2018: Endro Lung & Upaya Terbaik

Seperti ini dedikasi Endro demi memberikan penampilan terbaik yang kadang membuatnya berlatih melampaui batas. 

Endro Lung adalah atlet jalan cepat pemegang dua rekor nasional dan satu rekor Asia Tenggara. Rekor nasional atas namanya untuk jalan cepat 20.000 meter di track adalah 1:32:11. Sedangkan untuk jalan cepat 20 kilometer (km) di road­ adalah 1:27:34. Di tingkat Asia Tenggara, ia pemegang rekor 20 km di road dengan waktu 1:33:34. Biasa bertanding di nomor 20 km, pada Asian Games 2018 mendatang Endro akan ‘naik kelas’ ke nomor 50 km –bukan jarak main-main mengingat lebih jauh dari jarak maraton. Persiapannya tentu harus optimal, yang kadang melelahkan fisik dan psikis.  Kepada RUNNERid, Endro menuturkannya. 

RUNNERid (RI): Bagaimana persiapanmu sejauh ini?

Endro Lung (EL): Ini adalah Asian Games pertama saya dan pertama kali juga turun di nomor 50 km. Saya mulai berlatih sejak Januari. Jujur masih banyak yang kurang. 

RI: Bisa beri gambaran menu latihanmu?

EL: Saat ini saya sudah masuk dalam tahap pra-pertandingan.

1/ Senin: latihan kecepatan 20 km, pace 5:10, intensitas ringan-sedang.

2/ Selasa: latihan kecepatan fartlek 12 km. Dibagi menjadi 400 meter pace 1:46 dan 100 meter recovery pace 40 detik. Itu satu set, total 24 set.

3/ Rabu: latihan kecepatan 12-15 km, pace 4:45–5:00

4/ Kamis: latihan kecepatan 3-4 jam, pace 5:15. Untuk pelari, mungkin ini ibarat long run. Pelatih sebenarnya tidak menargetkan jarak, namun saya ingin mencapai jarak 47 km. Ini tercapai di latihan terakhir dimana saya menyelesaikan 47 km dalam waktu 3 jam 55 menit.

5/ Jumat: recovery. Bisa berupa active recovery atau total rest, tergantung kondisi. Bila pagi masih lelah, saya pindahkan latihan ke sore hari.

6/ Sabtu: latihan kecepatan 15-20 km, pace 5:15.

7/ Minggu: latihan kecepatan 15-20 km, pace 5:05–5:10

RI: Jadi dalam seminggu total volumemu minimal 126 km. Apa yang Endro rasakan dengan pola latihan baru ini?

EL: Capek banget. Baru kali ini persiapan event sampai nangis dalam hati saking capeknya. Kadang malah sampai nangis beneran. Sambil jalan cepat sambil mikir ngapain, sih, ini 4 jam jalan panas-panasan nggak klar-klar?

RI: Kalau begitu, apa yang memotivasimu?

EL: Saya bisa memperbaiki kehidupan saya dengan menjadi atlet, bahkan hingga menyokong keluarga. Kalau ingat itu, saya selalu termotivasi untuk menjadi yang terbaik. Apalagi, kini dukungan pemerintah cukup besar. Bagi peraih medali, pemerintah menjanjikan bonus dan bahkan rumah. Contohnya, untuk peraih medali emas, bonus uangnya Rp 1,5 milyar.

Untuk Asian Games 2018, Endro berlatih di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Apa pertimbangan dan apa tantangannya selama latihan di sana?

RI: Mengapa Gunung Kidul?

EL: Kebetulan rute dan fasilitas latihan jalan cepat di daerah Pangalengan sedang rusak. Di sini, ada jalan raya aspal yang bisa saya gunakan untuk berlatih. Selain itu daerah Gunung Kidul memiliki kelembapan dan suhu seperti Jakarta, tempat saya akan berlomba nanti. Jadi ini seperti meniru kondisi saat pertandingan. 

RI: Ada tantangan tertentu?

EL: Belakangan cuaca bisa berubah dengan drastis. Biasanya suhu berkisar 24-31 derajat Celcius. Akhir-akhir ini bisa menjadi 19-21 derajat Celcius. Perubahan ini bisa jadi berpengaruh pada daya tahan sehingga tubuh menjadi kelelahan. 

RI: Apa solusi yang ditempuh?

EL: Saya mengonsumsi vitamin B, vitamin C, dan obat-obatan Cina untuk memperkuat daya tahan tubuh. Dari sisi nutrisi secara umum, saya mengonsumsi nasi merah dan mengurangi gorengan. Meski demikian, kalau sudah lelah, ya obatnya memang rest. 

RI: Jadi seperti apa pola rest yang kamu lakukan?

EL: Saya sempat mengalami sulit tidur. Tidur malam hanya bisa dua jam. Mungkin ini karena kelelahan yang menumpuk. Solusinya saya terpaksa minum obat batuk alami yang punya efek samping kantuk. Secara umum, saya berusaha tidur 7 jam. Bila latihan paginya melelahkan, saya tidur siang 2 jam sehingga total jam tidur saya adalah 9 jam. 

Tidur bukan satu-satunya bentuk recovery. Saya juga melakukan massage meski belum menemukan sport massage yang spesifik. Massage ini bermanfaat untuk mengeluarkan asam laktat penyebab kelelahan. Saya juga memakai alat bantu recovery pump. Ini membantu pemulihan pada betis, namun tidak terlalu terasa pada bagian paha depan dan belakang.

Bicara pertandingan, maka bicara juga target, apalagi bila sang atlet adalah pemegang tiga rekor. Bagaimana dengan Endro?

RI: Apakah kamu sedang berada dalam performa puncakmu?

EL: Kemarin-kemarin saya sempat cedera lutut. Sekarang, sih, sudah lebih baik. Dipakai jalan 47 km sudah tidak terlalu terasa menggangu. Namun belakang, muncul rasa tak nyaman pada paha belakang. Mudah-mudahan dapat segera membaik. 

RI: Ada spesifik lawan yang diwaspadai?

EL: Awalnya ada; seorang atlet jalan cepat dari Jepang. Tapi ternyata ia tidak turun bertanding.  Jepang menurunkan atlet tier duanya. Namun ia pun masih lebih cepat 10 menit dari saya. Meski demikian, catatan waktunya tersebut dibuat di negara Eropa. Tentu kondisi dan cuaca berbeda dengan Jakarta nanti. Lawan kedua yang saya perhitungkan adalah seorang atlet India. Catatan waktunya 15 menit lebih cepat dari saya. Namun iapun mendapatkannya tidak di India. Meski demikian, mereka tetap merupakan lawan yang patut diperhitungkan.

RI: Kalau begitu, apa targetmu pada Asian Games nanti?

EL: Target saya adalah target waktu. Mudah-mudahan bisa lebih cepat dari rekor saya dan hal itu memberi kontribusi pada Indonesia. 

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →