Jakarta Marathon: Tips dari Para Penamat (Bagian 1)
Jakarta Marathon: Tips dari Para Penamat (Bagian 1)
12 October 2017Ini dia sumber sah taklukkan Jakmar 2017: dari penamat tahun-tahun sebelumnya.
Siapa yang akan berlari di Jakarta Marathon (Jakmar) tahun ini? Untuk kelima kalinya, acara lomba lari tahunan Jakmar akan kembali diadakan yaitu pada hari Minggu, 29 Oktober 2017 di kawasan Monas. Kategori yang dilombakan adalah full marathon (FM), half marathon, 10K, 5K, dan Maratoonz (untuk anak-anak).
Untuk FM, rute akan melewati sebagian besar jalan protokol, sebut saja jalan Gajah Mada, jalan MH. Thamrin, jalan H.R. Rasuna Said, hingga jalan Jend. Gatot Subroto. Cukup menantang, kan? Karena itu RUNNERid berbincang dengan beberapa penamat FM Jakmar tahun-tahun sebelumnya dan meminta mereka membagikan tips-nya. Kalau kamu peserta FM Jakmar 2017, tidak ada salahnya untuk memanfaatkan tips dari mereka. Lagipula, mereka telah berhasil menaklukan 42,195 kilometer (km) jalanan ibukota. Tips mereka juga bisa untuk peserta kategori lain, lho. Selamat mencoba.
Gaby Josephine, Jakmar 2016 (4:52)
Tips pertama dan utama: siapkan diri secara fisik dan mental. Secara fisik, artinya harus latihan. Untuk virgin FM saya di Jakmar 2016, kebetulan sekali saya diterima dalam training team salah satu komunitas lari terbesar di Indonesia. Saya yang sebelumnya ‘buta’ mengenai lari, ditempa latihan di training team tersebut. Teknik lari saya juga diperbaiki.
Pada hari lomba, selama 15 km pertama saya mengikuti pacer 4:30. Buat yang ingin finish dengan waktu tertentu, manfaatkan jasa pacer. Sayang setelah itu saya ketinggalan karena ribet mencari energy food di dalam tas pinggang. Namun, hal itu malah membuat saya berkenalan dengan pelari-pelari lain dan kami pun saling menyemangati. This is recommended. Dari sisi keamanan peserta, bagi saya sudah cukup baik. Tapi bila ragu –mengingat ada rute yang tidak steril– boleh juga lari bersama teman sepanjang lomba. Ini bisa jadi solusi yang lebih menenangkan.
Last but not least, meski maraton adalah olah fisik, namun penampilan juga penting. Kenakan kacamata hitam dan topi/ visor. Bermanfaat menahan silau dan supaya lebih keren saat difoto. Ngomong-ngomong soal foto, usahakan untuk selalu senyum dan kalau perlu sedikit bergaya setiap melihat fotografer. Saya bahkan menyiapkan winning dance saat memasuki finish. Bagi saya, effort maraton luar biasa besarnya. Karena itu, sayang kan, sudah FM perdana, capek latihan, eh fotonya jelek. Punya foto bagus itu penting supaya ada kenangan manisnya.
Riefa Istamar, Jakmar 2016 (5:45)
Saya tidak punya target saat ikut FM Jakmar tahun lalu. Jadi larinya benar-benar santai alias berhenti mengobrol di setiap water station yang dibuat komunitas, hahaha. Meski demikian, boleh dibilang saya punya ‘modal’ mileage mingguan yang cukup yaitu sekitar 55-60 km (saat peak training bisa mencapai 90-100 km), sehingga saya cukup nyaman saat race.
Seperti kita tahu, selalu ada ‘kejutan’ dalam setiap penyelenggaraan Jakmar. Karena itu, peserta harus enjoy the race and stay positive during the run. Setelah itu, berlarilah dengan pace kamu dan jangan terbawa pace pelari lain. Kadang bedanya nggak signifikan. Misalnya, kita merencanakan lari dengan pace 7. Teman kita lari dengan pace 6:45. Kelihatannya sedikit, kan, cuma 15 detik. Tapi kalau ini kita sudah terbawa pace teman yang lebih cepat, apalagi sejak sebelum km 5, dampaknya akan terlihat setelah km 15 atau 20. Kita sudah kehabisan tenaga setelah km 20, eh dia masih bisa lari. This comes to the next tips: trust your training no matter how bad your training sessions were.
Liesda Apriyani, Jakarta Marathon 2015 (6:10) & 2016 (5:20)
Yang pasti kita harus latihan. Ini tidak saja untuk menghadapi Jakarta Marathon, melainkan juga maraton pada umumnya. Khusus untuk Jakmar yang terkenal dengan cuacanya yang panas terik, ya berlatihlah dalam kondisi panas. Rata-rata pelari ‘alergi’ ikut karena menghindari cuaca panas. Saya kebalikannya, lebih tidak tahan cuaca dingin. Tips saya agar kuat lari dalam cuaca panas adalah lakukan long run di atas pukul sembilan pagi. Tidak perlu sering-sering, setidaknya satu atau dua kali saat long run 25 km atau 30 km agar merasakan sensasinya.
Rute Jakmar melewati beberapa jalan layang. Pada dua tahun terakhir, yang dilewati adalah jalan layang TVRI dan Rasuna Said. Untuk menghadapinya, berlatihlah di tanjakan atau di rute yang sebisa mungkin menyerupai rute lomba. Saya biasa berlatih di Kebun Binatang Ragunan. Saat tanjakan, tidak perlu memaksakan diri untuk berlari, cukup jogging atau jalan cepat. Saat turunan, baru bablas lari.