Bersatu dan Berkarya

By. Planet Sports RUN 27 October 2017
Bersatu dan Berkarya

Berbeda-beda namun satu, para atlet ini membela nama bangsa di event internasional.  

Dengan Sumpah Pemuda, para pemuda dari berbagai suku bangsa sepakat mengesampingkan perbedaan dan berikrar untuk bersatu dalam nama Indonesia. Puluhan tahun kemudian, semangat tersebut masih terasa relevan dalam berbagai bidang, termasuk olahraga. Kepada RUNNERid, para atlet atletik nasional berbagi kisah mereka dalam memaknai Sumpah Pemuda berikut tantangan yang dihadapinya.  

Endro Lung, Jalan Cepat Putra
Sekitar tahun 2005 hingga 2008, saya masih mengalami diskriminasi etnis. Saat itu, saya harus berupaya lebih keras untuk membuktikan bahwa saya mampu berprestasi. Kini pembedaan tersebut sudah tidak saya rasakan. Kami mendapatkan fasilitas yang sama. Kami juga dinilai berdasarkan prestasi. Dalam tiga SEA Games terakhir yaitu 2013, 2015, dan 2017, saya berhasil meraih medali emas. Tampaknya unsur pendidikan berperan mengubah cara pandang. Mungkin juga karena sudah bukan jamannya lagi memiliki pandangan rasialis. Apapun itu, kami sekarang satu meski berbeda-beda. Harapannya tentu agar hal tersebut membuat situasi kondusif sehingga kami makin dapat berprestasi. 

 

 

Eki Febri, Tolak Peluru Putri
Bagi saya, perbedaan tidak jadi masalah selama kita punya visi yang sama yaitu berkarya dan berprestasi demi nama bangsa. Contohnya, pelatih saya berasal dari etnis Chinese. Namun kami memiliki sinergi yang sama dan saya cocok dilatih olehnya. Jadinya klop. Berkat ia pula saya berhasil  meraih medali emas nomor tolak peluru pada SEA Games 2017 lalu. Dalam berteman dengan sesama atlet pun, saya tidak menjadikan suku atau etnis sebagai kendala. Justru ini memperkaya; saya jadi punya teman dari Sabang sampai Merauke. Pertemanan ini bahkan berlanjut setelah Pelatnas. Salah satu keuntungannya, kalau saya pergi atau berlibur ke daerah lain, saya punya ‘contact person’ di daerah tersebut, misalnya dengan Maria Londa, atlet lompat jauh, di Bali. Mungkin, perbedaan yang kurang mengenakkan adalah perbedaan exposure. Biasanya, yang lebih sering di-expose adalah atlet yang badannya lean. Sedangkan atlet tolak peluru, kan, badannya besar-besar, jadi jarang di-expose, hahaha. 

 

Atjong Tio Purwanto, Lari Halang Rintang Putra
Sebelum berangkat ke pertandingan tingkat internasional, kami para atlet dari berbagai daerah dikumpulkan di training center. Di situ, kami fokus dengan program latihan masing-masing sambil saling mengenal satu sama lain. Di situ juga, kami semua punya visi yang sama, yaitu mengharumkan nama bangsa. Siapa yang bisa berbuat lebih untuk negara, siapa yang bisa mengibarkan Merah Putih, dialah yang menjadi kebanggaan bangsa dan dia jugalah yang dibanggakan bangsa. Kesamaan visi inilah yang menyatukan kami. Karena itu, senang sekali saya bisa menyumbangkan medali emas 3.000 meter halang rintang pada SEA Games 2017 lalu. 

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →