Tentang Training Log (Bagian 1)

By. Planet Sports RUN 27 March 2018
Tentang Training Log (Bagian 1)

Memiliki jurnal latihan lari bisa jadi merupakan alat terbaik agar sukses saat race. 

Menuliskan detil informasi mengenai latihan lari yang kamu jalani (jarak, durasi, pace, rute, waktu mulai, hingga apa yang dirasakan pelari) bisa jadi menjadi hal yang memberatkan. Setelah capek-capek berlari, kemungkinan besar yang kamu inginkan hanyalah makan dan istirahat. Padahal meyisihkan sedikit waktu untuk merefleksikan yang kamu alami dan menuliskannya bisa punya  banyak manfaat, baik fisik maupun mental. Ini manfaat punya training log. 

1/ Agar bertanggungjawab pada program latihan

Katakanlah kamu harus lari 40-60 kilometer (km) per minggu. Kalau kamu mencatat jumlah km setiap selesai berlari, kamu akan bisa mengetahui jumlah km yang sudah terpenuhi. Ini akan memudahkanmu untuk konsisten berlatih. 

2/ Untuk memantau kemajuan latihan

Hasil latihan yang ditulis secara nyata memudahkan kita mengecek kemajuan latihan. “Misalnya, dulu lari pace 7 dengan detak jantung 150. Sekarang lari pace 6 dengan detak jantung 147. Ini menunjukkan bahwa larinya makin efisien yang ditandai dengan pace yang makin cepat dan detak jantung yang lebih rendah,” ujar Andri Yanto, coach dan pemerhati lari, memberi contoh. Kemajuan latihan yang bisa dilihat secara kuantitatif dapat mendorong kita untuk lebih semangat latihan. 

3/ Sebagai sarana evaluasi

Menandai di training log kapan latihan berjalan buruk (“Hari ini latihan terasa engap”), kapan berjalan lancar (“Long run went smoothly”), dan seterusnya dapat menjadi cara untuk melihat jalannya latihan. Tidak perlu berkecil hati bila latihan tidak berjalan sesuai rencana. Lakukan evaluasi dan kembalilah berlatih. 

4/ Untuk melihat pola latihan

“Ada pelari yang selalu mendapat masalah saat masa latihan puncak untuk maraton. Ternyata pada masa latihan puncak tersebut, beban pekerjaan kantornya juga sedang tinggi-tingginya. Bila hal ini dicatat di training log-nya, kita bisa menghindari kesalahan yang sama untuk lomba berikut,” jelas Andri. “Misalnya, pekerja divisi Keuangan sebaiknya menghindari maraton pada awal tahun karena masa latihan puncaknya kemungkinan bersamaan dengan masa tutup buku. Kalaupun tetap ingin ikut maraton pada awal tahun, sebaiknya sudah mempertimbangkan plus minusnya.” 

5/ Sebagai alasan merayakan keberhasilan

Tidak perlu menunggu hingga melintasi garis finish untuk bisa merayakan sesuatu. Bisa memenuhi target long run sudah bisa menjadi alasan merayakan keberhasilan. Training log adalah cara yang baik untuk mengingatkan pada diri sendiri akan pencapaian yang telah kamu raih. 

6/ Membantu mencapai target

Konsistensi adalah kunci dalam lari. Salah satu cara mencapainya adalah dengan melihat training log dan melacak latihan yang telah kamu jalankan. Melihat kemajuan latihan dapat memberikan rasa puas dan percaya diri yang bisa berfungsi seperti hormon dopamine. Kalau meleset? Revisi target. Lalu jadikan hal itu sebagai pengingat apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil. 

7/ Sebagai dokumentasi perjalanan ‘karir’

Anggap training log sebagai dokumentasi ‘karir’ kamu sebagai pelari. Meski bukan pelari profesional, tidak ada salahnya menyimpan resume latihan lari dan lomba lari beserta hasilnya dalam training log. Ke depannya, kamu akan bisa menjadikan training log sebagai landasan membuat program latihan atau sekadar alasan nostalgia.

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →