Bersiap untuk Tokyo Marathon 2017

By. Planet Sports RUN 17 January 2017
Bersiap untuk Tokyo Marathon 2017

Foto dokumentasi www.thejapantimes.co.jp.

Salah satu maraton utama dunia ini punya rute baru pada tahun 2017. Seperti apa perubahannya dan apa dampaknya?

Tokyo Marathon merupakan salah satu dari enam maraton utama dunia (World Major Marathon), selain Boston, London, Berlin, New York, dan Chicago. Tahun ini merupakan tahun ke-10. Memiliki tema The Day We Unite, Tokyo Marathon menyatukan pelari, relawan, dan penonton pada hari lomba.  Dalam jarak sejauh 42.195 kilometer tersebut, pelari akan dimanjakan dengan beragam makanan dan minuman, dan dukungan semangat dari para penonton yang menjejali pinggiran rute –benar-benar Hari Dimana Kita Bersatu. 

Tahun ini, selain mendapatkan sajian snack dan pekik semangat, peserta juga mendapatkan rute baru. Dikutip dari www.marathon.tokyo, Tokyo Marathon Foundation memutuskan untuk mengubah rute (course) dengan fokus pada dua hal yaitu memberikan pemandangan kota Tokyo yang lebih memukau dan memberikan rute cepat (fast course) yang memungkinkan atlet menciptakan rekor baru. Seperti ini perbandingannya:

Rute Tokyo Marathon 2016
Tokyo Metropolitan Government Building -> Iidabashi -> Imperial Palace -> Hibiya -> Shinagawa -> Ginza -> Nihombashi -> Asakusa Kaminari-mon -> Tsukiji -> Toyosu -> Tokyo Big Sight

Rute baru Tokyo Marathon 2017
Tokyo Metropolitan Government Building -> Iidabashi -> Kanda -> Nihonbashi -> Asakusa Kaminari-mon -> Ryogoku -> Monzen-nakacho -> Ginza -> Takanawa -> Hibiya -> Tokyo Station & Gyoko-dori

Itu artinya, menurut www.asahi.com, saat pelari melakukan final push menjelang garis finish, mereka akan berlari di depan Imperial Palace dengan latar pemandangan atap genteng merah Stasiun Tokyo –semuanya demi efek “wow” saat finish. Sekedar perbandingan, area finish Berlin Marathon adalah Gerbang Bradenburg, simbol persatuan Jerman. Sedangkan latar area finish London Marathon adalah Istana Buckingham. Perubahan rute juga berarti perubahan medan. Sekitar 13-14 kilometer dari total rute adalah rute yang baru dan lebih mendatar, termasuk enam kilometer terakhir menjelang finish yang tidak lagi menanjak.

Tahun ini, Tokyo Marathon yang akan diadakan pada 27 Februari menyediakan kapasitas sebanyak 36.000. Banyak pelari Indonesia yang mendaftar –ada yang bahkan bukan pengalaman pertama. Apa alasan mereka?

 

Antoinus Jati, VP Financial Crime, Penamat Berlin Marathon 2015 & Chicago Marathon 2016
“Saya mengikuti Tokyo Marathon karena ingin menggenapi World Major Marathon. Tahun 2015 saya menamatkan Berlin Marathon dengan waktu 4:55 dan 2016 di Chicago Marathon 4:23.
            Saat ini saya berlatih dengan bantuan pelatih. Dalam seminggu, mileage saya setidaknya 70 km. Saya juga melakukan latihan kekuatan untuk kaki. Hal ini terbukti sangat membantu. Pada tiga maraton pertama, saya mengalami kram. Pada maraton keempat yaitu Chicago Marathon, saya baru menambahkan latihan kekuatan. Hasilnya, saya mampu lari tanpa berhenti atau jalan kaki dan berhasil finish dengan sukses.
            Pelatih menargetkan saya finish sub 4:10. Karena itu, saat lomba, ya saya fokus pada lomba, tidak tengok kiri-kanan untuk melihat pemandangan misalnya, ini memang sudah jadi kebiasaan saya. Saya pribadi, sih, ingin sub 4. Mudah-mudahan terwujud.” 

 

 

 

 

Viga Nasution, Produser TV, Penamat Berlin Marathon 2013 & Tokyo Marathon 2014
“Saya mengetahui bahwa saya mendapat lotre Tokyo Marathon saat mengikuti Berlin Marathon. Senang? Pasti. Apalagi teman se-genk juga mendapatkannya. Belakangan di Tokyo, saya bertemu lebih banyak lagi kenalan. Kami pun membuat acara carbo loading, celebration, pokoknya biar kumpul.
            Pada hari-H, saya surprise dengan tingginya antusiasme warga Tokyo. Mereka juga menyediakan makanan. Saya makan miso soup, hahaha. Tapi nggak banyak, kok, agar jangan mengganggu lari.
            Saat saya mengikuti Tokyo Marathon, area finish­-nya di luar kota. Cukup jauh jaraknya untuk kembali ke hotel. Saya dengar rute tahun ini berubah dan area finish-nya dekat Imperial Palace. Bagus, tuh, untuk foto-foto. Tahun ini saya tidak ikut, tapi saya berniat ikut lagi

 

 

 

 

 

Dimas Seto, Aktor, Penamat Tokyo Marathon 2015 & 2016
“Tokyo Marathon itu ngangenin. Saya sudah pernah mengikuti World Major Marathon yang lain dan tidak berminat mengulanginya. Euphoria Tokyo Marathon luar biasa. Warga Tokyo menawarkan makanan tanpa pandang asal negara. Mereka juga tak lelah bersorak. Bagai pesta rakyat.
            Tantangan Tokyo Marathon buat saya adalah suhu. Tahun 2015 suhu mencapai -5 derajat Celcius dan hujan. Tahun berikutnya, saat saya sudah menyiapkan mental, eh suhunya 12 derajat Celcius dan matahari  bersinar cerah.
            Dari sisi rute, ada tanjakan yang berupa jembatan yang landai dan panjang di kilometer-kilometer akhir jelang finish. Di rute yang baru, tidak melewati rute ini lagi. Penghilangan tanjakan tentu menguntungkan peserta. Namun bagi saya, hal ini tidak mempengaruhi latihan. Bagi saya yang tahun ini bergabung dengan Pocari Sweat Sport Science, latihannya malah jauh lebih serius daripada dua tahun sebelumnya. Sudah seperti atlet, hehehe. Kami ditangani tidak saja dari sisi latihan, namun juga nutrisi dan psikologis. Pokoknya lengkap.” 

Ingin tahu seperti apa perjalanan Dimas menuju Tokyo Marathon? Nantikan dalam artikel selanjutnya.

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →