#AskARunner – Santih Gunawan & Persiapan LA Marathon 2017

Dari plank hingga lipstik, apa saya disiapkan penamat World Major Marathon ini untuk menghadapi LA Marathon 2017?

Pengantar: Pada tanggal 19 Maret 2017, di Los Angeles, Amerika, akan diadakan LA Marathon. Skechers Performance,brand sepatu lari yang berasal dari LA, menjadi title sponsor lomba lari tersebut sejak 2016. Tahun ini, Skechers Indonesia berpartisipasi dengan mengirimkan tiga wakil pelari. Mereka adalah Santih Gunawan, pelari komunitas, Melissa Karim, entertainer, dan Hamdan Sayuti, atlet lari nasional. RUNNERid akan menurunkan seri artikel tentang persiapan mereka menuju LA Marathon. Ini kisah Santih.

Saya senang sekali saat dikonfirmasi sebagai peserta LA Marathon. Meski sudah pernah mengikuti beberapa race di luar negeri, seperti Berlin Marathon 2016 dan Hong Kong 100K Ultra Trail Race, dalam race ini saya bersama dengan Melissa dan Hamdan akan mewakili Skechers Indonesia sehingga kami dimasukkan sebagai undangan dan pelari VIP. Tentu ini kesempatan berharga yang tidak akan saya sia-siakan.

Saya mulai hobi lari sejak tiga tahun lalu. Race pertama saya adalah 5K di Jakarta Marathon 2013. Meski saya gym addict, saya tidak latihan lari untuk race ini. Saya juga belum punya wawasan yang cukup. Akibatnya di water station, saya minum bergelas-gelas air sampai kembung. Saat finish, rasanya seperti habis lari 100K, hahaha. Tapi saya happy banget. Dari situ saya mulai belajar cara lari dan latihan yang benar, hingga memutuskan FM pertama di Jakarta Marathon 2014. 

Untuk LA Marathon, saya melakukan latihan lari dikombinasikan dengan latihan kekuatan. Polanya kira-kira seperti ini: senin rest, selasa latihan kekuatan (terutama untuk core) di gym, rabu latihan interval, kamis latihan kekuatan, jumat rest, sabtu dan/ atau minggu long run. Saya latihan interval mulai dari jarak 800 meter x 10 repetisi, kemudian ditingkatkan bertahap menjadi 1.200 meter x 10 repetisi dengan pace 5:50 dan 1.500 meter x 10 repetisi dengan pace 5:30.

Selain latihan kekuatan di gym, saya juga rutin melakukan plank di rumah setiap hari yaitu setelah bangun dan sebelum tidur. Dengan demikian, kalau saya tidak sempat nge­-gym, minimal saya plank. Saya mulai dari durasi satu menit, lalu ditingkatkan per 10 detik. Awalnya terasa berat. Lama-lama jadi otomatis. Bangun tidur, langsung plank. Saya juga makin kuat. Kalau dulu satu menit sudah gemetaran, sekarang rasanya time flies, hahaha.

Latihan tidak lengkap tanpa asupan nutrisi. Sebenarnya tidak ada yang spesial, hanya meneruskan kebiasaan. Sebagai vegetarian, usai latihan berat saya memenuhi kebutuhan protein dengan memakan kacang-kacangan dan sayur. Untuk karbohidrat, saya mengonsumsi kentang atau jagung. Satu atau dua hari menjelang race, saya makan sedikit nasi. Di pagi hari sebelum race, saya makan roti sepotong.

Persiapan lain yang saya lakukan adalah dari sisi fashion, hahaha. Saya dikenal sebagai pelari yang fashionable. Tapi tentu tidak berlebihan. Kalau sehari-hari dandan memakai bulu mata palsu, ya pas race nggak lah. Dandan wajib bagi saya saat race adalah membentuk alis, memakai perona mata, dan lipstik.  Jadi, saat finish tetap oke.

Pada Berlin Marathon 2016, saya finish dalam waktu 5:20. Untuk LA Marathon, pengennya siiih, di bawah lima jam. Tapi saya harus realistis. Saya bukan pelari ‘ambisius’, I’m a happy runner. Saat race, saya juga suka berfoto. Untuk berhenti saat race, jepret, lalu lihat hasilnya dulu, kan memakan waktu. Jadi terus terang, dilema, nih, hehehe.

Yang sudah pasti, saya akan menikmati race ini dengan maksimal. Saya sudah berkomunikasi dengan pelari-pelari wakil Skechers dari negara lain. Kami bahkan janjian untuk ketemu saat race expo. Nanti kita bisa saling berbagi dan mendapat layanan VIP. Istilahnya, from ordinary runner to elite runner. So excited!

Ikuti perjalanan Santih di media sosial dengan #GORUNLA #GOSantih #skechersidn. 

 

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →