Lari Lintas Alam: Panduan Pemula

By. Planet Sports RUN 29 May 2017
Lari Lintas Alam: Panduan Pemula

Ini tips dari Ruth Theresia, pelari lintas alam, ultra marathoner, dan pemenang pertama 100KM wanita di Ijen Trail Running 2017.

Pesona alam Indonesia sudah dikenal luar biasa indah. Dan tak ada cara yang lebih asyik menyusurinya selain sambil berlari. Belakangan, penggemar lari lintas alam (trail running) makin banyak. Tidak saja terbatas bagi mereka yang sebelumnya memang sudah menggemari kegiatan luar ruangan, melainkan juga mencakup pelari jalan raya.

Medan jalan raya dan lintas alam berbeda. Biasa lari di jalan raya dan kini hendak mencoba medan lintas alam memerlukan kearifan tersendiri. Karena itu, Ruth Theresia, pemenang pertama 100KM wanita di Ijen Trail Running 2017 berbagi apa saja yang mesti diperhatikan oleh pelari lintas alam pemula.

1/ Cari yang medannya bersahabat
Lari lintas alam adalah lari jarak jauh dengan intensitas ringan hingga sedang yang dilakukan di alam terbuka, seperti pegunungan, pemukiman, pantai, atau hutan. “Lari lintas alam sering diidentikkan dengan medan yang ekstrim. Padahal tidak begitu. Dengan beragamnya medan ini, tentu ada yang bersahabat untuk pemula,” jelas Ruth. “Cari medan yang didominasi tanah atau makadam (jalan pemukiman yang tidak diaspal, biasanya paving block, dengan kontur bergelombang).” Ia juga menyarankan area perbukitan ketimbang pegunungan. Beberapa contoh adalah daerah Sentul di Bogor, Cikole Lembang dan Taman Hutan Raya (Tahura) di Bandung, serta Sumber Pitu, Coban Tengah, dan Gunung Butak di Malang.

2/ Pilih yang memiliki pemandangan indah
Salah satu peson lari lintas alam adalah pemandangan yang indah. “Ini menjadi semacam penghargaan yang mampu membayar lunas kelelahan setelah berlari –dan seringkali menjadi candu bagi pelari,” kata Ruth. Pemandangan indah juga baik sebagai relaksasi, terutama bila selama ini penat dengan hiruk pikuk perkotaan.

3/ Lakukan latihan kekuatan dan fleksibilitas
“Sebagian besar medan lari lintas alam tidak rata. Karena itu, pelari perlu melatih daya tahan otot (seperti otot kaki dan perut) dan fleksibilitas. Selain bermanfat untuk melatih kekuatan, keduanya juga bermanfaat untuk menghindari cedera. Fleksibilitas bisa diraih dengan melakukan peregangan. Ini agar otot siap dipakai lari dan mengurangi pegal-pegal keesokan harinya,” jelas Ruth. Untuk latihan kekuatan otot, cek di sini.

4/ Kenakan perlengkapan yang memadai
Ruth menyebutkan sejumlah perlengkapan seperti sepatu khusus trail running,pakaian yang cukup hangat, vest untuk membawa makanan dan minuman, hingga headlamp untuk lari malam. “Bagi saya, vest atau water bladder merupakan investasi penting. Saat saya masih pemula, rasanya ingin bawa semuanya untuk berjaga-jaga. Karena itu, vest sangat disarankan. Untuk minuman, saya sarankan membawa minimal 600 ml. Namanya saja lari di alam, belum tentu ada warung yang menjual minum di rute lari kita –tidak seperti bila lari di jalan raya,” ujar Ruth.

5/ Berlari bersama grup
Bila Anda belum mengenal medan larinya, tidak disarankan lari sendiri. Berlari bersama grup membuat lari lebih menyenangkan dan bisa saling menjaga satu sama lain. Tambahan pula, ada makin banyak grup lari lintas alam kini.

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →