Keseruan Pelari Skechers Indonesia di LA Marathon 2017
Keseruan Pelari Skechers Indonesia di LA Marathon 2017
30 March 2017Kisah Hamdan Sayuti, Santih Gunawan, dan Melissa Karim menamatkan 42,195 kilometer dari Stadion Dodger ke pantai Santa Monica.
Hari Minggu, 19 Maret 2017, sebanyak sekitar 20.000 pelari dari berbagai dunia ambil bagian dalam Skechers Performance LA Marathon. Tahun ini adalah penyelenggaraan ke-32 bagi lomba lari maraton terbesar ke-10 di seluruh dunia ini. Dengan tagline “Dari Stadion ke Laut”, rute LA Marathon yang start di Stadion Dodger dan finish di pantai Santa Monica melalui berbagai tempat ikonik di LA seperti Beverly Hills dan Walt Disney Concert Hall.
Dari 20.000 pelari tersebut, ada tiga orang pelari Indonesia yang mewakili Skechers Indonesia. Mereka adalah Hamdan Sayuti, atlet lari nasional dan tiga kali juara Bali Marathon, Santih Gunawan, penggiat lari dan penamat Berlin Marathon 2016, dan Melissa Karim, entertainer dan penamat Chicago Marathon 2016. Ini cerita mereka.
Hamdan Sayuti, 2:31:34
Saya start pukul 6.30. Suhunya, sih, sekitar 10-15 derajat Celcius tapi anginnya kencang, jadinya… dingin! Karena itulah saya memakai sarung tangan. Saya start di barisan depan. Sebelum mulai, kami diberi kesempatan striding 5 menit. Stadion Dodger terletak di daerah perbukitan. Dari tempat start, terlihat pemandangan kota LA. Namun hanya saat itulah saya bisa menikmatinya. Begitu pistol start ditembakkan, saya hanya fokus pada lomba.
Penanda jarak menggunakan satuan mil ketimbang km. Ini menjadi tantangan buat saya dan membuat saya agak sulit mengatur pace. Target saya adalah berlari dengan pace 3:20. Di 5 km pertama, saya sempat berlari terlalu cepat, yaitu dengan pace 3:15, sehinggga mencatatkan waktu 16:44. Mungkin karena faktor rute turunan dan stamina masih bagus. Selanjutnya saya menahan pace. Di km 10, waktu saya 34:35. Di km 30, 1:45:38. Dengan catatan waktu ini, saya perkirakan di km 35, waktu saya bisa 2 jam dan di km 40 bisa 2 jam 20 menit. Yang artinya saya bisa finish di bawah 2 jam 27 menit.
Rupanya, setelah km 30 saya justru menemui tantangan terberat: tanjakan panjang yang seolah tak usai. Sebenarnya rute tanjakan dan turunan sudah ada sejak start. Hanya saja, inilah yang terberat: Jaraknya sekitar 4 km dengan kondisi panas tanpa ada pohon yang bisa memberikan bayangan. Waktu saya pun melorot. Di km 35, waktu saya 2:04:44. Di km 40, 2:23:32 dan saya finish dengan 2:31:34. Secara keseluruhan, rata-rata pace saya adalah 3:36.
Meski demikian, saya tetap senang. Di luar negeri, ada banyak pelari dengan kemampuan serupa, membuat saya bisa berganti-ganti menjadikan pelari lain sebagai patokan. Panitia pun dengan baik menyambut kami, pelari undangan. Di sepanjang jalan, ada banyak orang yang memberi dukungan. Setelah finish, saya baru menyadari bahwa saya berada di area pantai. Oh, ini pantai Santa Monica, demikian pikir saya. Usai lomba, saya pun ikut bersantai menikmati pantai.
Santih Gunawan, 4:54:48
Rute yang dilewati benar-benar ikonik and very famous; deretan pohon palem, Hollywood Boulevard, hingga Santa Monica Boulevard. Refreshment-nya melimpah, tidak saja yang disediakan oleh panitia namun juga oleh relawan. Mulai dari energy bar, segala macam permen, hingga bir yang cukup umum di Amerika. Sebenarnya hal ini serupa dengan Tokyo Marathon. Bedanya, refreshment Tokyo Marathon tersedia di sepanjang jalan, sedangkan refreshment LA Marathon dipusatkan di area-area tertentu. Pelari juga mendapat berbagai hiburan. Ada cheerleader dari anak sekolah setempat hingga pertunjukkan barongsai saat melewati China Town.
Dari sisi rute, rute LA Marathon penuh dengan tanjakan dan turunan. Ya, namanya saja Beverly Hills, kan? Sebenarnya, pelari sudah diinformasikan mengenai elevasinya, tapi terus terang saya tidak ngeh. Baru sadar saat lari. Jadi ini merupakan tantangan tersendiri. Psst, aspalnya juga nggak rata-rata banget, lho, hahaha.
Patokan jarak menggunakan satuan mil, tapi check point menggunakan patokan jarak per 5 km. Adanya sistem live tracking membuat keluarga dan teman di Indonesia bisa memantau kami setiap melewati check point. Hal ini membuat saya semangat berlari karena saat menginjak check point seolah seperti memberi kabar ke tanah air.
Secara keseluruhan, dalam tiga tahun saya menekuni lari, ini adalah lomba lari yang paling menyenangkan. Bukan saja karena saya menerapkan apa yang sudah dilakukan selama latihan, tapi juga saya really have fun dan menikmati layanan VIP yang disediakan untuk kami, invited runner. Semua faktor ini membuat saya lari dengan happy dan membuahkan personal best hampir setengah jam lebih cepat dibandingkan maraton terakhir saya di Berlin Marathon (yang rutenya mendatar). LA Marathon is highly recommended.
Melissa Karim, 5:17:38
Di Los Angeles, City of Angels, saya mengalami pengalaman berkesan. Pada 10 km terakhir di rute LA Marathon, saya menemukan seorang pria, pria asing, yang berlari bersama saya. Ia berusaha agar kami berlari dengan pace kami masing-masing, tapi kenyataannya ia lari dengan pace saya hanya karena ia melihat bahwa kaki saya sudah mau menyerah atau bahwa wajah saya berusaha menahan sakit. Entah karena alasan apa, ia hanya ingin melihat saya finish… that is an Angel sent to me right?
Pria itu bernama Legacy August. Legacy adalah suatu gelar. Dan ia berhak menyandang gelar tersebut karena ia menjadi peserta pada LA Marathon pertama dan tahun-tahun setelahnya. Artinya, ia selalu mengikuti LA Marathon. Tahun ini adalah tahun yang ke-32. Dan itu baru LA saja, lho.
Legacy August sangat rendah hati. Saat ia mendekati untuk menyemangati saya, ia tidak menampakkan sedikit pun kesombongan akan “Kamu pasti marathoner baru” atau “Kamu pasti virgin marathoner”. Sebaliknya, ia mengatakan, “Hey fellow human, I see dat you’re in trouble, here lemme help you.”
Padatnya jadwal pekerjaan membuat waktu latihan saya terbatas. Menemukan seorang angel dengan sikap seperti itu sangat membantu menaikkan semangat. Saya pun bisa finish dan bahkan meraih personal best tanpa saya sadari (saya baru tahu setelah diinformasikan oleh teman-teman karena saya tidak pernah mengetahui persis waktu maraton saya).