6 Cara Hentikan Pikiran Negatif Saat Lari

By. Planet Sports RUN 02 October 2017
6 Cara Hentikan Pikiran Negatif Saat Lari

Mental will is a muscle that needs exercise just like muscles of the body.” Lynn Jennings

Seringkali hambatan terbesar saat kita berlari bukanlah paha yang pegal atau napas yang ngos-ngosan, melainkan apa yang ada di pikiran kita. Yes, perbedaan antara good run dengan bad run dimulai dari pikiran. Karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa ketangguhan mental juga merupakan ‘otot’ yang harus dilatih seperti halnya otot beneran di tubuh kita. Ini triknya, dirangkum dari Runner’s World:

 

1/ “Latihan = sakit.”
Pada awal-awal latihan, wajarlah bila kamu berpikir lari membuat badanmu sakit-sakit –dan itu memang benar adanya. Namun, seiring dengan makin rutinnya kita berlatih, tubuh makin beradaptasi, sehingga kamu akan merasa lebih nyaman setelahnya. Agar bisa melewati masa awal tersebut, coba lari sambil mendengarkan musik atau cari teman latihan (training buddy).

 

2/ “Capek!
Ulangi pernyataan-pernyataan positif, seperti ‘I can do it’ atau ‘I will feel better’. Bayangkan kebanggaan yang akan diraih saat kamu berhasil menyelesaikan latihan atau race. Plus, hal itu akan meninggalkan memori yang positif di pikiran sebagai ‘modal’ bila lain kali kamu mau menyerah di tengah latihan yang berat atau race.

 

3/ “Duh, masih jauh!”
Bagi jarak larimu menjadi beberapa bagian kecil lalu fokus pada bagian per bagian tersebut. Ketimbang memikirkan sisa jarak yang mesti ditempuh, pikirkan saja satu bagian dari keseluruhan yang kamu tahu bisa diselesaikan. Setelah itu selesai, alihkan perhatian pada bagian berikutnya.

 

4/ “Latihan ini nggak ada kemajuannya.”
Banyak orang yang berharap bisa segera turun berat badan atau lari lebih cepat dan lebih jauh hanya dengan beberapa kali latihan. Padahal konsensus umum menyatakan bahwa too much, too soon, and too fast berpotensi menyebabkan cedera overuse dan bahkan membuatmu berpikir bahwa lari itu buruk. Bersabarlah dan tingkatkan latihan secara bertahap untuk menuai hasil yang lebih konsisten.

 

5/ “Kok bisa-bisanya dia menyalip saya?”
Yang pertama-tama perlu dikalahkan adalah diri kamu yang dahulu. Jadi, fokus pada diri sendiri dan kemajuan latihanmu. Selain itu, bila kamu sedang melakukan recovery run sedangkan pelari lain melakukan latihan kecepatan, sudah tentu ia bisa menyalip kamu. Alih-alih berpikir negatif, jadikan ia sebagai sumber inpirasi –serap energinya dan naikkan sedikit pace kamu.

 

6/ “Saya terlalu lambat.”
Bila ingin berlari lebih cepat, bereksperimenlah dengan lari yang lebih pendek (shorter run) dengan jeda jalan kaki di antaranya. Namun ingat, selambat-lambatnya kamu saat berlari, kamu masih mengalahkan semua yang bermalas-malasan di sofa (no matter how slow you go, you are still lapping everybody on the couch). Berbanggalah dengan hal itu.

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →