5 Tahap Psikis Memulai Program Latihan Baru

By. Planet Sports RUN 30 October 2017
5 Tahap Psikis Memulai Program Latihan Baru

Memulai program latihan baru bukan soal fisik semata; ada unsur psikis yang juga terlibat. Mari kita lihat.  

Kamu telah mendaftar untuk race besar berikutnya. Kamu juga telah melihat-lihat berbagai pilihan program latihan (atau bahkan punya pelatih yang membuatkan program latihan untukmu). Apa langkah berikutnya? Selain berlatih –tentu saja–pelari juga perlu tahu bahwa saat latihan mereka akan berhadapan dengan masalah psikis juga. Artinya, pelari tidak saja akan mengalami naik-turun masalah fisik, melainkan juga naik-turun emosi. Jadi apapun program latihanmu, akan ada berbagai pikiran yang berlarian di benak selama masa latihan. Yuk kita lihat.  

1/ Antusias
Program latihan baru terbentang di depanmu. Target telah ditetapkan. Ada rasa antusias meletup-letup dalam diri. That’s good. Dalam minggu-minggu pertama latihan, kamu akan merasakan antusiasme tersebut menguasai benak dan membuatmu menanti-nantikan sesi latihan selanjutnya. Kamu juga bercerita dengan antusiasnya mengenai hal ini kepada keluarga dan teman, mulai dari detil pace untuk setiap latihan (tempo, interval, long run, dll), hingga soal race yang akan kamu ikuti. Biasanya mereka hanya akan mengangguk-angguk saja, meski dalam hati kamu tahu bahwa mereka mungkin menganggapmu a crazy runner.  

2/ Fokus
Seiring berjalannya waktu, kamu masih merasa antusias, tapi antusiasme tersebut mulai ‘berubah bentuk’ menjadi fokus. Bisa jadi kamu mulai merasa berat untuk pergi latihan, tapi fokus membuat kamu tetap disiplin menjalankan program latihan. Begitu kamu menjejakkan kaki di track, yang kamu pikirkan hanya bagaimana kamu bisa menuntaskan latihan interval pagi ini. Teman dan keluarga menjadi makin terbiasa dengan rutinitasmu. Mereka pun paham bahwa sulit untuk mengajakmu hang out malam hari karena kamu perlu istirahat untuk long run keesokan harinya. 

3/ Lelah
Setelah berminggu-minggu berlatih, kini kamu mencapai masa puncak latihan. Rasa kelelahan pun menghinggapi. Kalau dituruti, rasanya ingin bersantai saja. Meski demikian, kamu tetap disiplin berlatih dan mengatur pola makan karena tahu itu semua akan sepadan saat hari race nanti. Omong-omong soal kelelahan, bisa jadi teman dan keluargamu juga turut merasakan kelelahan tersebut dan –pada satu titik– bahkan mungkin mencemaskan kondisimu. 

4/ Cemas
Memasuki masa tapering! Hore! Berakhir sudahlah hari-hari latihan berat dan long run. Seharusnya kamu senang, namun tiba-tiba kamu dihadapkan pada fakta bahwa hari race tinggal sebentar lagi. Dan kamu pun menjadi cemas. Sekonyong-konyong kamu tidak percaya diri pada latihanmu selama ini. Mendadak kamu mengkhawatirkan setiap rasa sakit minor yang kamu rasakan. Teman dan keluarga pun menjadi makin mencemaskanmu. 

5/ Bersemangat
Tanpa kamu sadari, sudah tiba saatnya bersiap di garis start. This is it! Kamu telah melalui naik-turun emosi selama latihan. Kamu telah punya bekal latihan yang cukup. Kini saatnya berlari menikmati race kilometer demi kilometernya. Bagaimana dengan teman dan keluarga? Mereka juga bersiap untuk menjadi supporter-mu. Saat kamu butuh dorongan mental, mereka siap meneriakkan pekik semangat. Dan kamu pun finish. Kegembiraan menyeruak. 

Usai race, teman dan keluarga mungkin berpikir bahwa kamu akan kembali ‘normal’. Faktanya? Bisa jadi kamu sudah menyiapkan program latihan untuk race berikutnya.  

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →