5 Metode Pemulihan Pasif (Bagian 1)

By. Indonesia Sports Medicine Centre 23 January 2017
5 Metode Pemulihan Pasif (Bagian 1)

Dari mulai pemijatan hingga rehidrasi, ini yang pelari wajib ketahui tentang passive recovery.

Ayo ngaku! Siapa yang masih suka bingung tentang cara melakukan pemulihan? Bagi beberapa pelari, melahap latihan interval atau long run mungkin sudah jadi perkara sepele. Namun bila disuruh melakukan pemulihan, masih bingung mengenai metode yang tepat.

Secara umum, pemulihan adalah fase penting dalam latihan fisik karena fase ini membantu tubuh kembali pulih dari kelelahan otot dan kerusakan sel akibat latihan. Ada dua tipe yaitu pemulihan aktif dan pemulihan pasif.

Bicara mengenai pemulihan pasif setelah melakukan latihan fisik ada beberapa cara yang dapat dikemukakan yaitu:
1/ Penggunaan zat ergogenik
2/ Rehidrasi
3/ Pemijatan
4/ Penggunaan obat analgesik
5/ Penggunan krioterapi/ terapi dingin
Setiap metode yang telah disebutkan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan didukung oleh beberapa bukti ilmiah dalam penerapannya.

Penggunaan zat ergogenik

Zat ergogenik adalah zat yang dapat meningkatkan kinerja fisik tanpa memberikan efek samping yang buruk bagi tubuh dan tidak dianggap sebagai doping. Penggunaannya dalam membantu proses pemulihan telah berkembang menjadi mitos dan kerap kali menjadi perdebatan. Sebenarnya,  banyak zat ergogenik yang sudah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan kinerja dalam latihan fisik. Namun efeknya dalam proses pemulihan (mengembalikan kondisi tubuh setelah latihan fisik yang berat) masih ambigu sehingga masih memerlukan penelitian ilmiah.

Dalam penerapannya, zat ergogenik yang sering digunakan untuk meningkatkan kinerja latihan fisik adalah kreatin. Varian kreatin yang terdapat di pasaran dapat berupa suplemen. Perhatikan pemilihan suplemen ini, hendaknya memilih varian yang telah memiliki izin BPOM. Namun sebelum mengonsumsinya, perhatikan bahwa zat tersebut hanya akan memberikan manfaat yang signifikan pada latihan fisik yang memiliki durasi kurang dari 30 detik (misalnya, lari sprint). Zat tersebut tidak efektif saat digunakan dalam latihan fisik berdurasi lebih dari tiga menit. Zat ergogenik lain yang mungkin memberikan manfaat dalam mempercepat proses pemulihan namun masih memerlukan penelitian lebih lanjut adalah ginseng.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belum ada zat ergogenik yang dapat membantu proses pemulihan secara pasti.

Rehidrasi

Mengembalikan cairan tubuh atau rehidrasi setelah latihan fisik menjadi salah satu kunci proses pemulihan. Dalam rehidrasi, aspek yang harus diperhatikan meliputi jumlah/ volume cairan dan komponen di dalamnya.  

Dalam hal volume, jumlah air yang diminum harus lebih banyak dari cairan tubuh yang hilang karena tubuh tidak akan dapat menyerap cairan yang diminum seluruhnya. Hal ini dipengaruhi oleh kecepatan penyerapan serta jenis cairan yang diminum.

Dalam hal komponen yang terkandung di dalamnya, kandungan elektrolit berupa natrium dan kalium diketahui bermanfaat untuk menggantikan elektrolit yang keluar bersama keringat. Selain itu, cairan hidrasi yang memiliki kandungan gula atau karbohidrat di dalamnya akan memberikan manfaat lebih. Karbohidrat tersebut akan secara cepat mengembalikan energi yang terkuras. Dan salah satu hal menarik dalam penerapannya, mengkonsumsi cairan berkarbohidrat setelah latihan fisik akan memberikan sensasi “puas” yang akan membantu proses pemulihan secara subyektif.

 

Lihat Koleksi Lengkap →

 

Lihat Koleksi Lengkap →